Adab dan Etika Nasehat Dalam Bergaul Di Dunia Maya/Media Sosial. Disadari atau tidak dunia maya/media sosial telah melahirkan bentuk komunikasi baru. Silaturahmi beramah-tamah bertegur sapa menyampaikan pesan bertukar informasi dan mendapatkan teman baru Bekasi mudahnya untuk dilakukan. Duduk di depan komputer terhubung dengan internet klik seluruh dunia dapat dijangkau hanya dalam sekejap.
Bahkan kini cukup dengan handphone dalam genggaman semua model komunikasi yang kini kenal dengan nama jejaring sosial atau pertemanan makin menghidupkan dunia modern ini. Berkomunikasi dalam dunia maya/mediasosial tetap saja ada aturan yang tak bisa disepelekan. Dalam dunia nyata kita mengenal atap berinteraksi. Menjaga lisan menjaga pandangan dan menjaga perilaku begitupun dalam dunia maya. Ini perlu diperhatikan media online seperti jejaring sosial memang seperti itu terbuka. Maka bergaul di ranah Maya sebagaimana di ranah nyata tetap saja ada rambu-rambunya.
Adab Dalam Bergaul Di Dunia Maya
Satu hal yang kadang melalaikan seseorang ketika berinteraksi dalam dunia maya/media sosial adalah adab. Sesungguhnya adab-adab berinteraksi dalam dunia nyata berlaku sama ketika kita memasuki dunia maya. Ketika kita memasuki dunia maya/media online yang membedakan hanya kemudahannya saja. Namun kadang hal ini luput dari kesadaran kita entah karena lalai keasikan atau memang tidak menyadari pola interaksinya. Sehingga sering kali terjadi dalam dunia maya/jejaring sosial pun timbul konflik yang muncul dari buruknya cara berinteraksi.
Tidak bertatap muka langsung yang terjadi adalah lepas kendali dalam menuliskan kata-kata. Seperti dalam salah satu situs jejaring sosial yang kini makin digandrungi Facebook orang merasa bebas menggunakan isi hati dan berbagi cerita hingga lupa bahwa bisa jadi ada kesalahpahaman persepsi dalam mengartikan kata kata. Lebih mengkhawatirkan lagi Kadang orang terlalu gamblang menuangkan kehidupan pribadi dalam situs pertemanan. Cerita soal pribadi dan kegiatan sehari-hari di multiple misalnya. Padahal sebagai seorang muslim Adab Adab berinteraksi harus dilakukan dimanapun kita berada. Bukan hanya sekedar mensosialisasikan kehidupan pribadi. Tentu ada norma-norma yang harus dijunjung tinggi ketika berkomunikasi dalam dunia maya. Sebab dunia maya /media sosial sendiri bukan sekedar dunia di luar realita.
Saat menggunakan fasilitas audio chat misalnya tetap menjaga ungkapan lisan dan cara bertutur kata dengan baik menjadi kewajiban walaupun orang yang kita ajak bicara hanya terpampang fotonya saja. Apalagi bila bicara dengan mengaktifkan web Camera. Begitu pula kita harus sikap menata hati untuk terus-menerus mengingat berada di bawah pengawasan agar bisa terhindar dari pergaulan maya yang melalaikan. Bercanda saling ejek saling kuda hingga muncul-muncul efek negatif tak diinginkan. Dengan sesama jenis bisa timbul intrik dengan lawan jenis bisa tumbuh bibit perselingkuhan.
Karenanya perlu diperhatikan juga bahwa walaupun di dunia maya/media sosial bukan berarti adab-adab yang berlaku di dalamnya Maya pula alias tidak nampak. Adab-adab pergaulan dalam dunia maya pun harus jelas mencirikan sebagai seorang yang beradab. Jangan sampai ketiga di dunia maya/media sosial maka adab bergaul yang selama ini dijunjung tinggi dikesampingkan. Seperti misalnya ada kasus-kasus yang melanggar batas pergaulan dalam Islam terjadinya perselingkuhan Hubungan Tanpa Status bahkan sampai perilaku kriminal.
Mengedepankan adab inilah salah satu sikap bijak dalam menggunakan akun jejaring pertemanan. Lantas Bagaimana adab memanfaatkan jejaring sosial diDunia maya ini. Pertama tentulah dimulai dari niat itu yang harus diluruskan. Sepertinya sepele. Masak mau Facebookan aja pakai niat. Tapi kita memang harus memulainya dengan niat menebar kebaikan supaya jadi Amal. Untuk tujuan apa kita membuka sebuah akun pertemanan. Apakah sifat dari sang mengikuti trend atau memang ada nilai lebih yang ingin disampaikan. Kalau hanya sekedar ikut-ikutan dan mengisi status dalam Facebook yang tidak ada manfaatnya sebaiknya niat seperti itu harus dikembalikan jalur yang benar.
Karenanya ketika ada orang-orang tertentu yang salah langkah dalam menggunakan jaring pertemanan dunia maya/media sosial ini sebenarnya niatnya sudah salah. Besar kemungkinan niat karena sewaktu bergabung dengan jejaring sosial dunia maya ini belum benar atau berubah di tengah jalan karena keasyikannya. Atau bisa jadi akibat cultural lag keterlambatan budaya. Maka yang timbul adalah masyarakat kita belum bisa memanfaatkan situs jejaring sosial ini selayaknya. Sayang memang apabila teknologi secanggih ini tidak dimanfaatkan sebagai mana mestinya hanya dengan mengindahkan ada pertemanan.
Terkadang mengabaikan etika sehingga teknologi tidak membantu menjadi lebih baik malah menimbulkan efek efek negatif. Kedua istilah status dalam jejaring sosial yang kita ikuti dengan kata-kata yang penuh inspirasi bukan dengan kata-kata yang tidak jelas. Atau kalimat yang sekedar bilang Lagi kebelet banget. Namun bukan berarti kita perlu berkata-kata garing di dalam bergaul di jejaring sosial dunia maya. Hanya saja perlu disesuaikan formatnya. Jaringan sosial ini kan punya karakter sendiri. Iya adalah sarana bergaul bukan sarana ta’lim atau ceramah. Jadi pesan pesan kita harus dikemas secara komunikatif. Saya pun bisa merespon komentar teman-teman di jaringan sosial seringkali tidak saya jawab dengan langsung mengemukakan dalil tapi saya Uraikan dengan renungan dan refleksi saya sendiri. Dengan begitu dialog akan terasa lebih akrab. Tidak berkesan menggurui tapi lebih berkesan curhat. Dan satu hal lagi jawabannya juga tidak perlu panjang-panjang.
Setelah lawan bicara menanggapi positif pesan kita baru kita berikan dalilnya. Ketika selektif selektiflah dalam memilih teman dan dalam berkomentar. Saya selalu berupaya tidak mengkonfirmasi orang yang minta dijadikan teman bila ia tidak jelas. Misalnya foto profilnya tidak berupa foto tapi gambar-gambar yang tidak jelas namanya terlihat dibuat-buat dan lain-lain. Juga selektiflah dalam berkomentar kadang banyak komentar-komentar yang tidak perlu dikomentari. Ada pula yang bisa dikomentari hanya akan memperpanjang debat Kusir dan mengotori hati.
Jauhi dialog seperti ini Dan satu hal yang bisa menjaga kualitas selektivitas kita adalah Tarbiyah yang baik. Memang karakter jaringan sosial adalah sangat bebas baik buruknya tergantung pemakai. Maka untuk terhindar dari efek negatif maka kita harus memiliki self control yang kuat. Save control yang kuat dapat kita peroleh lewat intensif dengan Tarbiyah Nuraini kita akan peka dengan keburukan-keburukan yang mungkin muncul sewaktu kita menggunakan jejaring sosial. Interaksi dalam dunia maya memang mengharuskan memiliki kondisi yang baik kondisi yang baik akan mengontrol kita agar menggunakan jaring sosial dengan baik dan efektif. Kepekaan ini sangat perlu karena dalam jaring sosial batas antara sombong narsis atau tidak sangat tipis. Dan hanya hati yang bersih lah yang mampu mendeteksi dan membedakan apakah tindakan kita wajar atau tidak.