Bisnis

Bisnis Tas Cantik Agar Laris Di Pasaran

Laba Cantik Bisnis Tas ~ jeli melihat peluang ibarat telah menampakan kaki di pintu sukses, terus terbukti, setidaknya inilah yang dialami oleh wanita pembisnis tas ini, daya beli masyarakat terus meningkat disertai kesadaran untuk tampil fashionable membuka ceruk pasar yang menjanjikan tapi manisnya peluang itu bisa menjadi Fatamorgana. bila tidak cermat membidik segmen pasar yang spesifik.

Bisnis Tas Cantik Agar Laris Di Pasaran

Peluang manis tas mahal

Keunikan tas anyaman produksi perajin di Yogyakarta, menginspirasi saya untuk membuat tas anyaman dengan desain yang lebih stylish untuk dipakai sehari-hari. sebagai pencinta tas saya paham Banyak wanita yang rela membayar mahal untuk sebuah designer hand bag di sisi lain saya juga melihat apresiasi konsumen terhadap produk fashion lokal terutama yang menonjol budaya Indonesia ini meningkat pesat sayangnya produk-produk yang ada masih terlalu kuat karakter etniknya hingga sulit bersaing dipasar Global hingga brand asing yang well-established.

Bisnis Tas Cantik Agar Laris Di Pasaran

Saya pun melihat ada peluang bisnis yang baik kebetulan suami saya sudah terlebih dahulu menggeluti bisnis furniture berbahan rotan plastik bersama suami saya. menggondol untuk memproduksi tas dari anyaman rotan yang mengikuti Transition Gowa namun tetap mengusung kekayaan budaya Indonesia dengan label chameo couture.

Kata Couture saya gandengkan dengan nama cara untuk menegaskan ini sebagai branded bag yang ditunjukkan untuk kalangan menengah ke atas Untuk itu saya juga tidak mau main-main dengan desain dan kualitas karakter bahan rotan plastik yang lentur memungkinkan saya membuat kreasi tas anyaman yang lebih modern dan mudah dipadukan dengan bahan kain atau kulit.

Kelebihan lain bahan ini juga mudah dibersihkan anyaman juga dijahit lagi agar lebih kuat dan tahan lama dengan harga antara Rp700.000 sampai 1 jutaan Saya ingin konsumen mendapatkan kualitas yang sepadan.

Teknik pembuatan tas ini saya peroleh berkat riset dan pengembangan yang harus dilakukan Sejak pertama kali Cha Mio Couture diproduksi awal tahun 2008 saya dan suami yang menciptakan desain dengan mengacu pada tren mode di Eropa.

Kolaborasi dengan designer

Smule kami mempercayakan produksi pada perajin perajin di Yogyakarta keuntungannya kami tidak perlu berinvestasi pada sumber daya manusia dan peralatan namun cara ini juga memiliki kekurangan yaitu sulit menjaga standar kualitas dan tidak bebas berinovasi padahal kualitas dan kreasi merupakan faktor penting dalam pembentukan branded bags sebagai solusi saya membuat workshop sendiri di pertengahan tahun 2008. Saat itu saya mulai dengan satu penjahit dan satu mesin jahit Sekarang saya sudah memiliki 10 penjahit.

Untuk pemasaran awalnya saya membuka toko di FX Plaza Jakarta. Tetapi kemudian saya lebih memilih bekerja sama dengan beberapa departement store terkemuka di beberapa kota seperti Pasaraya Sogo Metro dan alun-alun Indonesia cara ini memperluas pasar dan memperkuat positioning chameo couture.

Saya juga rajin mengikuti berbagai pameran termasuk festival wanita wirausaha Femina 2012 tidak hanya menaikkan angka penjualan pameran juga membuka pintu perkenalan dengan pihak pemerintah yang biasanya punya program pameran di luar negeri ini sarana promosi yang sangat baik tahun 2009 kau tuh diajak pemerintah mengisi salah satu both Indonesia di Hongkong fashion week hasilnya tahun lalu chameo couture terpilih menjadi salah satu wakil ASEAN di pameran ASEAN di Tokyo dan Osaka.

Kami memperkuat dengan menggandeng fashion designer karena itu ketika designer busana muslim mengajak berkolaborasi untuk Sonya di Jakarta saya sangat antusias.

Dengan kapital yang terbatas promosi dan berdinding yang efektif jadi prioritas utama saya juga mengalokasikan dana untuk membuat iklan dan agensi periklanan terkemuka dan memasang iklan di majalah mode dan gaya hidup

Brand positioning ini yang menjadi acuan saya ketika memosisikan sebagai branded item Yang sejajar dengan brand-brand ternama di luar negeri.

Anggapan bahwa orang Indonesia tidak mau membayar mahal untuk produk lokal tidak benar meski sekarang sudah diekspor ke Singapura Australia Amerika Jepang dan Finlandia angka penjualan tertinggi justru dari dalam negeri hasil pengamatan saya juga membuktikan bahwa orang Indonesia tidak ragu membeli dengan harga normal sementara turis asing lebih senang membeli produk diskon

Kelompok kecil yang prospektif

Popularitas batik yang meroket membuat saya tergoda untuk menjadikan peluang bisnis pada saat saya memulai bisnis ini pada awal 2011 sudah begitu banyak pemain di pasar tapi masih sedikit produsen yang berani mengaplikasikan bahan batik pada model tas yang fashionable.

Bahan yang digunakan pun terkadang hanya tekstil bermotif batik bukan batik original padahal ada kelompok penggemar batik fanatik yang rela membayar mahal demi mendapatkan produk batik yang asli dan tentunya fashionable

Saya memberanikan diri membuat merk tas kupu-kupu yang khusus buat tas tas dari batik dan tenun karakter etnik tercermin lewat bahan kain yang digunakan kain batik tua hingga songket Bali.

Untuk model saya pilih sesuai dengan fashion terkini dari satu bahan kain hanya bisa dibuat menjadi 4 tas dengan modal yang berbeda-beda itulah yang membuat tas ini unik karena dari modal yang terbatas saya memilih untuk memproduksi kerajinan keramik tapi ternyata standar kualitasnya tidak terjaga sehingga hasilnya tidak maksimal pada dengan kisaran harga Rp600.000 ke atas Saya ingin memberikan kualitas terbaik akhirnya di penghujung tahun 2011 saya memperkerjakan Seorang penjahit untuk memperbaiki kualitas produk efisiensi produksi dan meningkatkan kreativitas kapasitas produksi kimiawi dengan bantuan seorang asisten video pagi Kamis bisa memproduksi 50 tahun dan beserta handmade.

Mengembangkan komunitas

Namun sayang bidikan Saya masih kurang tajam tas produksi pertama yang saya jual di Facebook sepi peminat Ternyata penggemar batik memiliki kelompok tersendiri agar produk saya bisa diterima saya harus menjadi bagian dari kelompok itu terlebih dahulu saya pun berusaha memperlebat dan networking ke komunitas komunitas penggemar batik selain itu khusus sebagai pemain baru saya belum memperoleh kepercayaan dari konsumen berjualan secara online kepercayaan itu bisa dibangun melalui pengalaman membeli yang menyenangkan barang berkualitas sesuai dengan yang ditampilkan di perut sistem delivery cepat dan customer service yang peduli.

Meski kalau kita mau film laris terjual saya tetap berusaha membuat model model baru srategi saya untuk menunjukkan eksistensi dan konsistensi sebagai produsen tas akhirnya setelah 6 bulan grafik penjualan meningkat stabil.

Saat ini saya lebih memprioritaskan dana untuk ikut pameran walau mahal tapi di pameran saya bisa mempromosikan ke yang lebih luas secara langsung.

Trendy tapi terjangkau

Ketika masih kuliah saya melihat adanya kebutuhan teman-teman untuk tampil modis dengan modal bersahabat.

Ini peluang bisnis besar tahun 2009 saya mencoba berdagang tas-tas murah yang saya ambil dari Bandung ternyata laku keras saya pun mulai ikut Pameran untuk merubah sering lebih luas.

Karena terbatas Desain Tas saya beli jadi Setahun kemudian saya membuat tas sendiri dengan lambang Translate saya mau Modifikasi desain tas dari majalah dan internet lalu minta dibuatkan oleh pengrajin tas di Bogor.

Sayangnya quality control nya Salah Ma hasilnya pun tak maksimal karena saya dipaksa membeli material berkualitas rendah yang telah mereka sediakan akhirnya tahun lalu saya membuat website sendiri dan memperkerjakan 50 wanita perajin di kampung cihampea Bogor saya membuat tas-tas yang diberi label atau tas gembul.

Saya sengaja membidik pasar remaja wanita karena mereka biasanya senang gonta-ganti taksinya lebih konsumtif dalam riset pasar yang saya lakukan remaja suka produk yang terjadi tapi harganya murah sesuai daya beli mereka jadi pilihan bahan merekapun sesuai dengan menekan biaya produksi dan harga jual meski begitu saya meningkatkan kualitas produk lewat jahitan dan lem yang rapi kami juga memberikan garansi setahun untuk reparasi gratis bila terjadi kerusakan.

Karena pas remaja itu sensitif terhadap Design yang up to date dan bervariasi saya harus update terhadap trend mode terkini tiap 2 bulan sekali saya mengeluarkan 2-3 model baru dengan 810 pilihan warna untuk tiap desain tas dan maksimal 15 warna untuk dompet.

Memaksimalkan jaringan reseller

Dalam seminggu saya bisa memproduksi 10 lusin tas dan 25 lusin dompet termasuk sarung ponsel dan organizer untuk pemasaran Saya bekerja sama dengan banyak toko online besar seperti Lazada Zalora beli-beli Itu saya memiliki sekitar lima puluh reseller yang tersebar di Pulau Jawa Kalimantan Sulawesi Maluku hingga ke Negeri Jiran.

Kebanyakan resellers ini menjual kembali produk saya lewat toko online yang mereka jual dengan sistem dropshipping tapi ada juga menjualnya di toko offline mereka untuk membantu berjualan dari sel dan saya menyediakan katalog produk dengan perpanjang tangan seperti ini saya berhasil meraup omzet rata-rata 250 juta perbulan.

Pilihan warnanya lebih konservatif yaitu coklat hitam dan Ivory dengan penggunaan material yang lebih baik.

About the author

Kahfie IDN

Pengetahuan adalah kebebasan, dan ketidaktahuan adalah perbudakan.

Leave a Comment