Popularitas mobil listrik selama beberapa tahun terakhir membuat berbagai perusahaan otomotif berlomba-lomba memproduksi jenis mobil ini. Tak hanya itu, bahkan produsen smartphone seperti Xiaomi dan Apple juga tak mau ketinggalan untuk terjun ke bisnis mobil listrik.
Pada dasarnya, mobil listrik adalah kendaraan yang digerakkan oleh motor menggunakan listrik yang disimpan di baterai yang dapat diisi ulang. Mobil listrik praktis pertama diproduksi pada tahun 1880-an.
Mobil listrik memang diakui memiliki beberapa kelebihan. Salah satu yang paling signifikan adalah mobil listrik tidak menghasilkan emisi kendaraan bermotor. Selain itu, mobil jenis ini juga tidak membutuhkan bahan bakar fosil sebagai penggerak utamanya sehingga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca. Mobil listrik juga diyakini lebih bermanfaat bagi lingkungan karena tidak menimbulkan kebisingan dan polusi suara.
Namun mobil jenis ini juga memiliki kekurangan serta hambatan dalam penggunaan secara luas. Salah satunya adalah dari segi harga. Sampai 2011, harga mobil listrik masih jauh lebih mahal daripada mobil bermesin pembakaran biasa. Faktor lainnya yang menghambat pertumbuhan mobil listrik adalah ketakutan pengendara akan kehabisan daya baterai mobil sebelum mereka sampai di tujuan, mengingat masih terbatasnya stasiun pengisian untuk mobil listrik.
Untuk menangani masalah tersebut sekaligus meningkatkan penjualan mobil listrik dan mengembangkan teknologinya, beberapa pemerintah di negara-negara di dunia menerbitkan insentif dan kebijakan. Misalnya yaitu kredit pajak, subsidi, dan insentif lainnya yang diberlakukan untuk mengurangi harga mobil listrik.
Saat ini, Norwegia adalah negara pengguna mobil listrik terbanyak di dunia. Norwegia menargetkan untuk menjadi negara pertama yang mengakhiri penjualan mobil bensin dan diesel pada tahun 2025. Demi mewujudkannya, negara ini membuat kebijakan yaitu membebaskan kendaraan listrik dari pajak. Secara infrastruktur, Norwegia juga telah membangun sekitar 65.000 stasiun pengisian yang terdapat di 176 kota dan lebih dari 50 ribu km jalan raya per April 2021
Sementara di Asia, China telah lama menjadi pasar terbesar mobil listrik di dunia. Bahkan sejumlah produsen otomotif misalnya Tesla telah mendirikan pabrik di China. Pemerintah China sendiri ikut berperan dengan mempromosikan tentang kendaraan yang ramah lingkungan untuk mengurangi polusi.
Baru-baru ini, perusahaan mobil listrik asal China, NIO membuka gerai pertamanya di Eropa pada awal Oktober 2021 lalu, yakni di Oslo yang merupakan ibukota Norwegia. NIO menargetkan akan membangun 20 stasiun pengisian listrik di lima kota terbesar di Norwegia hingga akhir 2022.
Di Indonesia sendiri, pemerintah mulai mendorong kendaraan listrik agar lebih terjangkau, yaitu dengan memberlakukan keringanan pajak bagi mobil beremisi rendah atau nol emisi.
Beberapa pabrikan otomotif asal Jepang, Korea Selatan, hingga China mulai menghadirkan seri mobil listrik di Indonesia. Dari Korea Selatan ada Hyundai yang sudah berkomitmen memproduksi sebanyak 1.000 unit kendaraan listrik per tahun mulai Maret 2022, di pabriknya yang berlokasi di Cikarang, Bekasi. Hyundai juga telah sepakat untuk membangun pabrik baterai di Karawang dengan menggandeng LG.
Sementara itu merek asal China, Wuling, dikabarkan akan memulai produksi mobil listrik di Indonesia pada tahun 2022. Produsen otomotif ini cukup menghebohkan pasar otomotif Indonesia karena menghadirkan mobil listrik termurah yakni Hongguang seharga di bawah Rp 100 juta. Harga sangat terjangkau sebenarnya untuk produk mobil.
Namun apakah mobil listrik dapat menggantikan mobil biasa? Bagi yang memiliki cukup uang atau baru saja menang dari 188bet link mungkin bisa menjajalnya sebagai mobil kedua atau cadangan. Namun harga tersebut adalah untuk pasar China setelah mendapat insentif dari pemerintah China. Sementara harga yang akan disematkan pada pasar Indonesia belum diketahui.